Aku
percaya adanya takdir, karena takdir lah kita dipertemukan dan dipisahkan,
karena takdir kita mencintai dan dicintai, dan karena takdir aku bertemu dan
mencintai mu. Kalian tau di saat kita mencintai seseorang pasti akan ada luka, sedih
dan kecewa, menurutku itu bukan lah takdir namun hanya kebetulan saja,
kebetulan yang menguji apakah aku bisa terus mencintai mu atau tidak.
Minggu
pertama di bulan Desember, toko-toko disepanjang jalan Tokyo sudah ramai dan
penuh dengan hiasan-hiasan natal, music natal pun sudah terdengar dimana-mana.
Aku masih sibuk mempersiapkan diri untuk ujian, ya sangat menyebalkan sekali
bukan, di saat orang-orang sibuk berbelanja untuk keperluan natal aku masih
berkutit dengan buku-buku dan soal-soal. Aku mulai membuka lembar demi lembar
buku catatanku, aku pelajari semua dengan baik dan ku ingat-ingat sampai
akhirnya “ini sudah seminggu sejak terakhir kali aku bertemu dengan kazu”
tiba-tiba aku memikirkan kejadian seminggu yang lalu, “hey apa yang aku pikirkan,
ayo fokus fokus” ucapku sambil menepuk-nepuk kepalaku sendiri. Akhirnya aku
kembali fokus dengan buku catatanku namun hal itu terjadi lagi “kazu ada dimana
sekarang?” aku malah memikirkan kazu
sedang dimana, “astaga kenapa aku terus memikirkannya” ucapku kesal tetapi aku
tersenyum setelah mengoceh sendiri.
Minggu,
30 November 2014
Aku
dan Kazu pergi bersama teman-teman yang lainnya, kami mencari udara segar dan
melihat-lihat pemandangan di sekitar Harajuku, Harajuku selalu ramai dengan
anak muda yang berpakaian aneh-aneh atau yang biasa kita kenal dengan Costume
Player (CosPlay). Sambil berjalan-jalan kami juga mengambil beberapa gambar
diri kami, lalu duduk-duduk santai dan akhirnya aku mencoba untuk mendekat pada
Kazu. Setelah beberapa saat berbincang-bincang aku menawarkannya sebuah
lollipop, “mau?” tanyaku sambil memberikan lollipop itu kepadanya, diambilnya
lollipop itu dan dimakan olehnya, kami berdua sama-sama memegang lollipop dan
memakannya… berdua duduk di sore hari sambil memakan lollipop hal yang
menyenangkan bukan, mungkin menyenangkan sekali hanya untuk ku. Kalian tau
terkadang kita sering sekali tidak ingin berada dalam kenyataan, seperti aku
saat ini yang lupa bahwa Kazu bukan lah milikku dan aku tidak mungkin memiliki
Kazu tetapi momen seperti ini lah yang sulit aku dapatkan, disaat teman-teman
yang lain pulang aku dan Kazu masih berada disini berjalan melihat-lihat
pemandangan, mengobrol dan begitulah
seperti tidak pernah terjadi apapun. Akan tetapi aku lelah seperti ini, ini
hanya acting, aku dan Kazu bisa sedekat ini jika tidak ada teman-teman yang
lain namun jika ada mereka kami seperti tidak saling mengenal. Menyedihkan
sekali bukan, aku harus melakukan hal konyol seperti ini, muak? Lelah? Jenuh?
Iya itu yang aku rasakan namun entah mengapa aku tetap menunggunya. Saat asik
mengobrol Kazu melakukan sesuatu yang membuat ku tertawa geli, lalu dia menatap
ku dan ikut tertawa, aku tertegun saat ia menatap ku. ini kah yang menyebabkan
ku tidak dapat melupakan Kazu?.
Tidak ada yang tau jika
sampai detik ini aku masih menunggu Kazu, mungkin hanya segelintir orang yang
tau. Hari terus berganti dan waktu pun terus berjalan sampai akhirnya “ahh oh
hmmm, jadi memang benar” gumamku sambil
menahan diri agar tidak meneteskan air mata, aku melihat foto Kazu bersama
gadis lain, sudah jelas mereka sangat dekat sekali, senyum Kazu ke gadis itu
pun sangat berbeda, tidak mungkin gadis ini temannya atau sepupunya pasti ini adalah
gadis yang dia sayang. Aku hanya bisa menatap foto itu, panas sekali mata ini
dan tak lama kemudian “hey kenapa sedih, harusnya aku ikut bahagia” gumamku
sambil mengusap butir air mata yang mulai membasahi pipi.
Setelah sibuk dengan
pikiran ku sendiri mengingat kejadian seminggu yang lalu akhirnya aku melanjutkan
membaca catatanku.
Setelah hampir dua minggu aku tak melihat Kazu akhirnya
sekarang aku melihatnya, namun aku selalu tidak sanggup, setiap berada
didekatnya atau menatapnya bayangan saat melihat foto Kazu bersama gadis itu
makin menghujani kepalaku dan hanya membuat hatiku semakin nyeri.
0 komentar:
Posting Komentar