Jumat, 12 Desember 2014

Winter in my heart (part 1)

Aku percaya adanya takdir, karena takdir lah kita dipertemukan dan dipisahkan, karena takdir kita mencintai dan dicintai, dan karena takdir aku bertemu dan mencintai mu. Kalian tau di saat kita mencintai seseorang pasti akan ada luka, sedih dan kecewa, menurutku itu bukan lah takdir namun hanya kebetulan saja, kebetulan yang menguji apakah aku bisa terus mencintai mu atau tidak.

Minggu pertama di bulan Desember, toko-toko disepanjang jalan Tokyo sudah ramai dan penuh dengan hiasan-hiasan natal, music natal pun sudah terdengar dimana-mana. Aku masih sibuk mempersiapkan diri untuk ujian, ya sangat menyebalkan sekali bukan, di saat orang-orang sibuk berbelanja untuk keperluan natal aku masih berkutit dengan buku-buku dan soal-soal. Aku mulai membuka lembar demi lembar buku catatanku, aku pelajari semua dengan baik dan ku ingat-ingat sampai akhirnya “ini sudah seminggu sejak terakhir kali aku bertemu dengan kazu” tiba-tiba aku memikirkan kejadian seminggu yang lalu, “hey apa yang aku pikirkan, ayo fokus fokus” ucapku sambil menepuk-nepuk kepalaku sendiri. Akhirnya aku kembali fokus dengan buku catatanku namun hal itu terjadi lagi “kazu ada dimana  sekarang?” aku malah memikirkan kazu sedang dimana, “astaga kenapa aku terus memikirkannya” ucapku kesal tetapi aku tersenyum setelah mengoceh sendiri.

Minggu, 30 November 2014
Aku dan Kazu pergi bersama teman-teman yang lainnya, kami mencari udara segar dan melihat-lihat pemandangan di sekitar Harajuku, Harajuku selalu ramai dengan anak muda yang berpakaian aneh-aneh atau yang biasa kita kenal dengan Costume Player (CosPlay). Sambil berjalan-jalan kami juga mengambil beberapa gambar diri kami, lalu duduk-duduk santai dan akhirnya aku mencoba untuk mendekat pada Kazu. Setelah beberapa saat berbincang-bincang aku menawarkannya sebuah lollipop, “mau?” tanyaku sambil memberikan lollipop itu kepadanya, diambilnya lollipop itu dan dimakan olehnya, kami berdua sama-sama memegang lollipop dan memakannya… berdua duduk di sore hari sambil memakan lollipop hal yang menyenangkan bukan, mungkin menyenangkan sekali hanya untuk ku. Kalian tau terkadang kita sering sekali tidak ingin berada dalam kenyataan, seperti aku saat ini yang lupa bahwa Kazu bukan lah milikku dan aku tidak mungkin memiliki Kazu tetapi momen seperti ini lah yang sulit aku dapatkan, disaat teman-teman yang lain pulang aku dan Kazu masih berada disini berjalan melihat-lihat pemandangan, mengobrol  dan begitulah seperti tidak pernah terjadi apapun. Akan tetapi aku lelah seperti ini, ini hanya acting, aku dan Kazu bisa sedekat ini jika tidak ada teman-teman yang lain namun jika ada mereka kami seperti tidak saling mengenal. Menyedihkan sekali bukan, aku harus melakukan hal konyol seperti ini, muak? Lelah? Jenuh? Iya itu yang aku rasakan namun entah mengapa aku tetap menunggunya. Saat asik mengobrol Kazu melakukan sesuatu yang membuat ku tertawa geli, lalu dia menatap ku dan ikut tertawa, aku tertegun saat ia menatap ku. ini kah yang menyebabkan ku tidak dapat melupakan Kazu?.
Tidak ada yang tau jika sampai detik ini aku masih menunggu Kazu, mungkin hanya segelintir orang yang tau. Hari terus berganti dan waktu pun terus berjalan sampai akhirnya “ahh oh hmmm,  jadi memang benar” gumamku sambil menahan diri agar tidak meneteskan air mata, aku melihat foto Kazu bersama gadis lain, sudah jelas mereka sangat dekat sekali, senyum Kazu ke gadis itu pun sangat berbeda, tidak mungkin gadis ini temannya atau sepupunya pasti ini adalah gadis yang dia sayang. Aku hanya bisa menatap foto itu, panas sekali mata ini dan tak lama kemudian “hey kenapa sedih, harusnya aku ikut bahagia” gumamku sambil mengusap butir air mata yang mulai membasahi pipi.

Setelah sibuk dengan pikiran ku sendiri mengingat kejadian seminggu yang lalu akhirnya aku melanjutkan membaca catatanku.


            Setelah hampir dua minggu aku tak melihat Kazu akhirnya sekarang aku melihatnya, namun aku selalu tidak sanggup, setiap berada didekatnya atau menatapnya bayangan saat melihat foto Kazu bersama gadis itu makin menghujani kepalaku dan hanya membuat hatiku semakin nyeri.

0 komentar:

Posting Komentar