Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau
memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan
organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah
"melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada
seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli
diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa
pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat
penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas. Dan
memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon,
Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita
harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah
mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.
Kepemimpinan Yang Efektif
Barangkali pandangan pesimistis tentang keahlian-keahlian
kepemimpinan ini telah menyebabkan munculnya ratusan buku yang membahas
kepemimpinan.[4]
Terdapat nasihat tentang siapa yang harus ditiru
(Attila the Hun), apa yang harus diraih (kedamaian jiwa), apa yang harus
dipelajari (kegagalan), apa yang harus diperjuangkan (karisma), perlu tidaknya pendelegasian (kadang-kadang), perlu tidaknya berkolaborasi (mungkin), pemimpin-pemimpin rahasia Amerika
(wanita), kualitas-kualitas pribadi dari kepemimpinan (integritas), bagaimana
meraih kredibilitas (bisa dipercaya), bagaimana menjadi pemimipin yang otentik
(temukan pemimpin dalam diri anda), dan sembilan hukum alam kepemimpinan
(jangan tanya).[4]
Terdapat lebih dari 3000 buku yang judulnya mengandung kata pemimipin (leader).
Bagaimana menjadi pemimpin yang efektif tidak perlu diulas oleh sebuah buku. Guru manajeman
terkenal, Peter Drucker, menjawabnya hanya dengan beberapa kalimat: "pondasi
dari kepemimpinan yang efektif adalah berpikir berdasar misi organisasi,
mendefinisikannya dan menegakkannya, secara jelas dan nyata.
Kepemimpinan Karismatik
Max Weber, seorang sosiolog, adalah ilmuan
pertama yang membahas kepemimpinan karismatik. Lebih dari seabad yang lalu, ia
mendefinisikan karisma (yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti
"anugerah") sebagai "suatu sifat tertentu dari seseorang, yang
membedakan mereka dari orang kebanyakan dan biasanya dipandang sebagai
kemampuan atau kualitas supernatural, manusia super, atau paling tidak daya-daya
istimewa. Kemampuan-kemampuan ini tidak dimiliki oleh
orang biasa, tetapi dianggap sebagai kekuatan yang bersumber dari yang Ilahi,
dan berdasarkan hal ini seseorang kemudian dianggap sebagai seorang pemimpin.
Kepemimpinan Transformasional
Kepemiminan merupakan proses
dimana seorang individu mempengaruhi sekelompok individu untuk mencapai suatu
tujuan. Untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif, seorang kepala sekolah
harus dapat mempengaruhi seluruh warga sekolah yang dipimpinnya melalui
cara-cara yang positif untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Secara
sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai proses untuk
mengubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan meningkatkan
dirinya, yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan kebutuhan serta
penghargaan terhadap para bawahan.
Terdapat empat
faktor untuk menuju kepemimpinan tranformasional, yang dikenal sebutan 4 I,
yaitu : idealized influence, inspirational motivation, intellectual
stimulation, dan individual consideration.
ü Idealized
influence: kepala sekolah merupakan sosok ideal yang dapat dijadikan sebagai
panutan bagi guru dan karyawannya, dipercaya, dihormati dan mampu mengambil
keputusan yang terbaik untuk kepentingan sekolah.
ü Inspirational
motivation: kepala sekolah dapat memotivasi seluruh guru dan karyawannnya untuk
memiliki komitmen terhadap visi organisasi dan mendukung semangat team dalam
mencapai tujuan-tujuan pendidikan di sekolah.
ü Intellectual
Stimulation: kepala sekolah dapat menumbuhkan kreativitas dan inovasi di
kalangan guru dan stafnya dengan mengembangkan pemikiran kritis dan pemecahan
masalah untuk menjadikan sekolah ke arah yang lebih baik.
ü Individual
consideration: kepala sekolah dapat bertindak sebagai pelatih dan penasihat
bagi guru dan stafnya.
Berdasarkan hasil kajian
literatur yang dilakukan, Northouse (2001) menyimpulkan bahwa seseorang yang
dapat menampilkan kepemimpinan transformasional ternyata dapat lebih
menunjukkan sebagai seorang pemimpin yang efektif dengan hasil kerja yang lebih
baik. Oleh karena itu, merupakan hal yang amat menguntungkan jika para kepala
sekolah dapat menerapkan kepemimpinan transformasional di sekolahnya.
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan
0 komentar:
Posting Komentar